Akankah WhatsApp Business Menjadi Social Commerce?

Share Via

Langkah TikTok dengan menambahkan TikTok Shop di tahun 2021, menjadikan platform media sosial itu memiliki fitur transaksi jual beli yang seamless sehingga menjadikan TikTok salah satu platfrom Social Commerce.

Dengan adanya dugaan predatory pricing yang dilakukan oleh seller TikTok Shop yang berasal dari negara Cina dan dibantu secara sistematis oleh algoritma TikTok, Social Commerce saat ini sedang menjadi jargon yang trending.

Social Commerce menjadi ancaman dikarenakan adanya penguasaan rantai data oleh pihak asing 1Tb Fikri C Satari. (2023). “Social Commerce”, Siapa Diuntungkan? Kompas. Rantai data itu mencakup interaksi sosial masyarakat umum, keadaan penjual, sampai dengan perilaku berbelanja.

Sebenarnya, apa sih pengertian dari Social Commerce?

Mengenai Social Commerce

Berdasarkan survey yang dilakukan oleh Kompas, dengan 1.020 responden dari Indonesia, definisi Social Commerce adalah:

Hasil survey menunjukan bahwa pengertian masyarakat umum mengenai Social Commerce mencerminkan keadaan sebenarnya. Mayoritas berpendapat bahwa Social Commerce adalah transaksi jual beli di media sosial.

Responden yang sama juga ditanya mengenai platform media sosial tempat mereka biasa berbelanja:

Hasilnya lumayan mencengangkan ya. Sepertinya TikTok Shop menjadi jawara untuk kategori Social Commerce bahkan lebih banyak dibandingkan WhatsApp.

Grafik diatas menunjukan bahwa insentif potongan harga/ongkir yang ditawarkan TikTok dan program afiliasinya terbukti efektif untuk strategi penetrasi pasar. Program afiliasi yang dilakukan TikTok dan marketplace pernah saya bahas di sini.

Namun, jika melihat ekosistem WhatsApp saat ini, WhatsApp belum tepat dikatakan sebagai Social Commerce karena proses transaksi jual beli masih belum se-seamless TikTok shop.

Biasanya konsumen yang bertransaksi via WhatsApp mendapatkan iklan dari website/konten yang diiklankan melalui Facebook/Instagram.

Transformasi WhatsApp Menjadi Social Commerce

Terdapat beberapa indikasi yang menunjukan WhatsApp mulai bertransformasi ke Social Commerce.

Di bulan September 2023 ini ada 3 berita besar berkaitan dengan WhatsApp Business; WhatsApp Flow, WhatsApp Channel, dan Meta Verified Badge.

Walaupun belum semuanya diluncurkan secara umum, pengkinian ini setidaknya menunjukan visi WhatsApp Business untuk beberapa tahun ke depan. Salah satu fitur yang sepertinya mengarah ke Social Commerce adalah WhatsApp Flow.

Langkah ini dipertegas dengan komentar langsung dari Zuckerberg di WhatsApp Channel-nya.

We’re also expanding payment in India to make it easier to buy from a business within a WhatsApp Chat

WhatsApp Channel Mark Zuckerberg

Sedangkan di Indonesia, pengkinian terbaru aplikasi WhatsApp Business baru menampilkan fitur untuk membuat order.

Fitur order ini masih half-baked karena banyaknya keterbatasan, seperti tidak adanya metode pembayaran E-Payment atau E-Wallet, pilihan kurir, dan perhitungan ongkir otomatis untuk produk fisik.

WhatsApp Business yang berbayar (Meta Verified Badge) juga kononnya akan menjadi discoverable pada Google search dan mendapatkan reach support di beberapa interface seperti search result WhatsApp.

Jika nantinya WhatsApp Business sudah mature menjadi Social Commerce, apakah para online seller masih membutuhkan website untuk berjualan secara online?

Share Via

Leave the first comment

Related Post(s)

Subscribe Newsletter

Subscribe Newsletter

Google reCaptcha: Invalid site key.